Rabu, 03 Januari 2018

Ketahui Pengungsi Rohingya menderita penyakit diare dan paru paru basah

Ketahui Pengungsi Rohingya menderita penyakit diare dan paru paru basah,- Relawan organisasi kemanusiaan global Aksi Cepat Tanggap (ACT) mencatat sejumlah pengungsi Rohingya di Distrik Cox's Bazar, Bangladesh cenderung menderita penyakit pneumonia atau yang dikenal dengan sebutan paru-paru basah.

"Kami mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis di dua tempat berpindah-pindah melihat situasi dan kondisi. Lokasi poskonya di Waikong Union dan Shamlapur Union, Bangali Bay," kata Ketua Tim SOS ACT untuk Rohingya, Rahadiansyah, saat dihubungi Antara dari Jakarta.

Per harinya, ACT memberikan pemeriksaan kesehatan kepada 500 orang pengungsi. Data yang didapat oleh tim kesehatan, ACT menemukan sebanyak 30 persen pengungsi di Waikong Union menderita pneumonia.

Sementara itu, tim kesehatan di Shamlapur Union, Bangali Bay menemukan 60 persen kasus pneumonia diderita pengungsi. Selain itu, masalah kesehatan kedua yang banyak diderita pengungsi Rohingya adalah demam sebesar 35 persen di Waikong Union dan 50 di Shamlapur Union.

Beberapa pasien di Shamlapur Union juga mengalami penyakit pneumonia yang disertai demam. ACT mencatat terdapat 125 pengungsi mengalami luka di Waikong Union, sementara di Shamlapur Union sebanyak 10 orang terluka karena berbagai sebab.

"Selain itu ada juga yang terkena diare karena bakteri dari air kotor," tambah Rahadiansyah menjelaskan data kesehatan.

Dia mengatakan, posko kesehatan menyediakan empat orang dokter dan dua perawat yang beroperasi di masing-masing lokasi per dua hari.

Koordinasi bantuan Selain itu terkait pendirian tenda bantuan dari Indonesia, keterangan dari pemerintah daerah Cox's Bazar menjelaskan akan didirikan pada Rabu (20/9).

"Katanya baru besok mau dipasang. Pihak BNPB dan KBRI juga berkoordinasi dengan District Comissioner Cox's Bazar," jelas Rahadiansyah.

Sementara itu, Komandan Satgas Civic Mission TNI AU dalam pengiriman bantuan kemanusiaan untuk Rohingya, Marsma TNI Nanang Santoso, mengatakan pemerintah Indonesia juga akan mengirimkan bantuan melalui pemerintah Myanmar.

Pesawat C130 Hercules TNI AU yang terbang dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Rabu (20/9) akan singgah di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh sebelum menuju Yangoon, Myanmar.

"Dua pesawat akan diberangkatkan rencananya dari Bandara Sultan Iskandar Muda ke Yangoon pada Kamis (21/9)," jelas Nanang kepada Antara dalam pesan singkatnya.

TNI AU menyiagakan total empat pesawat untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan dari Indonesia ke Bangladesh maupun Myanmar.

Pemerintah Indonesia hingga pada Selasa telah mengirimkan total bantuan kemanusiaan seberat 78 ton yang tediri atas bahan pangan, tenda, perlengkapan kebutuhan keluarga hingga generator listrik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar